MWC NU Bumiayu mengadakan kegiatan rutin pengajian Mafahim Hari Ahad, 21 Maret 2021 /07 Sya'ban 1442 di Gedung MWC NU Bumiayu. Dalam Pengajian rutin tersebut diisi dengan rangkaian acara doa bersama, dan kajian kitab Mafahim Yajibu An Tusshohah.
Pengajian esrsebut dihadiri oleh segenap pengurus MWC NU Bumiayu (Ketua MWC NU Bumiayu H. Taufiq Tohari, S.H dan Ketua Syuriyah KH Wasroh Abdul Wahid, S.Pd) serta badan otonamnya. Hadir pula dalam kegiatan tersebut Ketua Syuriyah PCNU Brebes, KH. Amin Masyhudi dan juga Ketua Tanfizdiyah PCNU Brebes KH. M. Aqsha, M.Ag. Dalam sambutannya didepan peserta pengajian yang kurang lebih sekitar 256 orang, KH. M. Aqsha menyampaikan tentang semangat Ke NU an warga Bumiayu, serta tentang SISNU. Beliau menyatakan SISNU adalah program PWNU Jateng dalam upaya dalam mendata jumlah warga NU di kabupaten Brebes, sehingga dengan diketahuinya data jumlah warga NU akan menjadi modal untuk pemetaan dalam turut serta pembangunan. Disamping itu beliau juga mengajak warga NU untuk menyuskseskan SISNU di kecamatan Bumiayu, dengan harapan warga NU yang terdata bisa mencetak kartu NU (KARTANU) yang sesuai dengan AD/ART yaitu kartu NU yang ditandatanganioleh PC NU kabupaten / kota.
Sementara unuk kajian mafahim diisi oleh KH Muhammad Khoif Syaroni ( Pengasuh PP Al Habibtaian Kalilangkap ) Bumiayu Brebes, Beliau mengkaji tentang bukti-bukti tentang Tawasulnya Nabi adam,
Berikut adalah kajian kitab mafahim yang disampaikan oleh KH Muhammad Khoif Sya'roni "
Dalam konteks ini Ibnu Taimiyyah menyebut dua hadits seraya berargumentasi dengan keduanya. Ia berkata, “Abu al-Faraj Ibnu al-Jauzi meriwayatkan dengan sanadnya sampai Maisarah. Maisarah berkata, “Saya bertanya, “Wahai Rasulullah, kapan engkau menjadi Nabi?” “Ketika Allah menciptakan bumi dan naik ke atas langit dan menyempurnakannya menjadi tujuh langit, dan menciptakan ‘arsy maka Allah menulis di atas kaki ( betis ) ‘arsy “Muhammad Rasulullah Khaatamul Anbiyaa’.” Dan Allah menciptakan sorga yang ditempati oleh Adam dan Hawwaa’. Lalu Dia menulis namaku pada pintu, daun, kubah dan kemah. Saat itu kondisi Adam berada antara ruh dan jasad. Ketika Allah menghidupkan Adam, ia memandang ‘arsy dan melihat namaku. Lalu Allah menginformasikan kepadanya bahwa Muhammad ( yang tercatat pada ‘arsy ) junjungan anakmu. Ketika Adam dan Hawwa’ terpedaya oleh syetan, keduanya bertaubat dan memohon syafa’at dengan namaku kepada-Nya.”
Abu Nu’aim Al-Hafidh meriwayatkan dalam kitab Dalaailu al-Nubuwwah dan melalui jalur Syaikh Abi al-Faraj. Menceritakan kepadaku Sulaiman ibn Ahmad, menceritakan kepadaku Ahmad ibn Rasyid, menceritakan kepadaku Ahmad ibn Sa’id al-Fihri, menceritakan kepadaku Abdullah ibn Ismail al-Madani dari Abdurrahman ibn Yazid ibn Aslam dari ayahnya dari ‘Umar ibn al-Khaththab, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda: “Ketika Adam melakukan kesalahan, ia mendongakkan kepalanya. “Wahai Tuhanku, dengan hak Muhammad, mohon Engkau ampuni aku,” ujar Adam. Lalu Adam mendapat pertanyaan lewat wahyu, “Apa dan siapakah Muhammad?” “Ya Tuhanku, ketika Engkau menyempurnakan penciptaanku, aku mendongakkan kepalaku ke arah ‘arsy-Mu dan ternyata di sana tertera tulisan “Laa Ilaaha illa Allaah MuhammadunRasulullaah”. Jadi saya tahu bahwa Muhammad adalah makhluk Engkau yang paling mulia di sisi-Mu. Karena Engkau merangkai namanya dengan nama-Mu,” jawab Adam. “Betul,” jawab Allah, “Aku telah mengampunimu, dan Muhammad Nabi terakhir dari keturunanmu. Jika tanpa dia, Aku tidak akan menciptakanmu.”
Semoga bermanfaat, Aamiin
Penulis : Liu Cheng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar