Dilaksanakan pada tgl. 24 Pebruari-3 Maret 1955, terpilih sebagai Ketua Umum; M. Tholchah Mansyur, dan pada kesempatan itu juga di deklarasikan IPPNU sebagai patner dalam mengkader generasi NU terutama putri-putrinya. Konggres I IPPNU yang dilaksanakan pada tgl. 16-19 Januari 1956, terpilih sebagai Ketua Umum; Ny. Umroh Mahfudhoh Mansur, bertempat di Solo.
K.H M.Tholhah Mansur dilahirkan pada tanggal 10 September 1930 dikota Malang Jawa Timur, Putra dari K. H. Mansur, seorang ulama dan pedagang kecil di kota tersebut. Ayahnya yang berdarah Madura berkeinginan agar Muhammad Tholhah Mansur seperti kakaknya, Usman (Mayor K. H. Usman Mansur), kelak menjadi seorang ulama.
Profesi Utama K. H. Muhammad Tholhah Mansur adalah sebagai pendidik sekaligus juru dakwah dan penulis. Sewaktu masih kuliah tingkat doktoral, beliau menjadi asisten dosen di IAIN Sunan Kalijaga (Sekarang UIN Sunan Kalijaga). Setelah lulus beliau masih tetap mengajar di IAIN, kemudian juga di beberapa perguruan tinggi lainnya seperti IKIP Yogyakarta (sekarang UNY), Akademi Militer di Magelang, IAIN Sunan Ampel Surabaya, Akademi Administrasi Negara, Universitas Hasyim Asy’ari Jombang, Universitas Nahdlatul Ulama Solo dan lain-lain. Guru Besar Hukum ini pernah memegang jabatan di beberapa perguruan tinggi , diantaranya Pembantu Rektor IAIN Sunan Kalijaga, kemudian Dekan Fakultas Ushuluddin, Direktur Akademi Administrasi Niaga Negeri di Yogyakarta (1965-1967), Rektor Universitas Hasyim Asy’ari (1970-1983) merangkap Rektor Institut Agama Islam Imam Puro, Purworejo (1975-1983) dan Dekan Fakultas Hukum Islam UNU (Universitas Nahdlatul Ulama) Surakarta. Dan juga pernah menjadi anggota badan Wakaf IAIN Sunan Kalijaga dan Badan Penyantun Taman Siswa Yogyakarta. Ulama sekaligus guru besar ini wafat pada hari senin 20 Oktober 1986 dan makamkan di kompleks makam Dongkelan Yogyakarta.
Umroh lahir di Kabupaten Gresik pada 4 Februari 1936 M dari pasangan KH Wahib Wahab, Menteri Agama ke-7 yaitu pada 1958 – 1962 dan Hj Siti Channah. Ia adalah cucu dari KH Abdul Wahab Hasbullah (pendiri NU dan Rais Aam PBNU 1946 – 1971). Sebagai cucu pendiri NU, masa kecil Umroh banyak dilalui di pesantren, khususnya pada masa liburan yang banyak dihabiskan di Pesantren Tambakberas, Jombang, tanah kelahiran sang ayah.
Sama-sama aktif di organisasi pelajar NU, Umroh Machfudzoh bertemu lelaki idamannya. Dia adalah Tholchah Mansoer, pendiri IPNU. Pernikahan itu berlangsung pada 05 Desember 1957. Saat itu,Tholchah muda masih belum sarjana, tetapi sudah berani mempersunting seorang putri kiai besar, bahkan seorang Menteri Agama RI, KH. Muhammad Wahib Wahab.
Awalnya Kiai Wahib tak menyetujui pernikahan ini. Namun, berkat hasil shalat istikharah, Nyai Wahib, istri Kiai Wahib, mendukung hubungan keduanya. Dukungan juga datang dari kakek Umroh, KH Abdul Wahab Chasbullah, yang melihat keduanya cocok, sama-sama merupakan aktivis organisasi.
Pasangan Tholchah-Umroh sangat inspiratif. Meski dari latar belakang keluarga yang berbeda, keduanya sama-sama menjadi pelopor di zamannya, khususnya pelopor para pelajar NU. Keduanya berhasil mengawinkan dua organisasi kepelajaran di tubuh NU. Tholchah ikut mendirikan Ikatan Pelajar NU (IPNU) dan menjadi Ketua Umum IPNU yang pertama, begitu juga Umroh yang ikut mendirikan Ikatan Pelajar Putri NU (IPPNU) dan menjadu ketua umumnya yang pertama juga.
Dari pernikahan mereka, Tholchah dan Umroh dikaruniai tujuh orang anak, tiga di antaranya menjadi tokoh yang menonjol dalam kehidupan masyarakat. Anak pertama mereka, Muhammad Fajrul Falakh mengikuti ayahnya menjadi pakar hukum tata negara. Anak kelima, Safira Machrusah, sejak 13 Januari 2016 diangkat oleh Presiden Joko Widodo menjadi Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) RI untuk Republik Demokratik Aljazair. Rosa, panggilan akrabnya, juga mengikuti jejak ibunya pernah menjadi Ketua Umum IPPNU 1996-2000.
|
Sumber Foto: https://ipnusleman.wordpress.com/2015/06/29/halo-dunia/ |
|
Sumber Foto: https://pcipnuippnukaranganyar.blogspot.com/2019/01/sejarah-ipnu-ippnu.html |
===============================
“Cita-cita IPNU adalah membentuk manusia berilmu yang dekat dengan masyarakat, bukan manusia calon kasta elit dalam masyarakat.” Itulah sepenggal pidato KH Tholhah Mansur dalam Muktamar IV IPNU di Yogyakarta tahun 1961.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar